ALKITAB,
FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
1. PRAKATA.
Pergumulan "Alkitab,
Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Alam" adalah studi dan pergumulan hidup saya
sampai sekarang (tahun 2003). Pada bulan April 1964 (umur 25 tahun) saya lulus
dari ITB jurusan elektroteknik. Antara 1964-1994 saya mendapat nafkah saya dari
bidang teknik. Tetapi saya senantiasa mengikuti perkembangan mutakhir dari ilmu
pengetahuan alam praktis maupun teoretis. Saya juga mempelajari filsafat
terutama filsafat ilmu pengetahuan. Teologi baru saya pelajari secara serius
sejak 1994. Semua kesaksian dan artikel yang dimuat di-"Sahabat
Surgawi" semoga jadi berkat bagi yang membacanya. Semua ini demi kemuliaan
nama Allah Tritunggal yang saya sembah. Kalau ada satu atau lebih orang yang
imannya dikuatkan olehnya, maka tujuan saya tercapai. Semoga ada diantara
mereka yang lebih qualified dari saya, yang tergerak untuk mempelajari dan
mengamalkan persoalan ini lebih dalam dan lebih luas dari saya.
Pada saat ini, saya amati
ada banyak sekali salah pengertian dari orang Kristen akan hakekat ketiganya
Alkitab, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Alam. Banyak teolog (tidak semua) yang
mempunyai persepsi yang salah mengenai apa itu yang disebut "ilmiah".
Mulai dari Tubingen Schule di-Jerman banyak teolog mengira bahwa mereka harus
mempelajari Alkitab secara "ilmiah". Mereka kembangkan apa yang
mereka sebut sebagai "Studi Kritis Alkitab" ("Biblical Critical
Studies"). Mereka kira studi itu adalah ilmiah, oleh karena itu benar.
Mereka lalu kembangkan suatu teologi yang ada yang menyebut "Teologi
Modern" dan ada yang sebut "Teologi Liberal". Teologi Liberal
makin lama makin jauh menyimpang dari Alkitab dan tidak lagi menyentuh hati
nurani dan rasio jemaat. Akibat kesalah pahaman ini gereja-gereja di-Eropa
Barat menjadi makin lama makin kosong, ditinggalkan jemaatnya. Di-Amerika
Serikat keadaan belumlah separah Eropa Barat karena disana sekitar tahun 1920,
ada suatu gerakan besar untuk "Kembali ke-Alkitab". Di-Eropa Barat
ada juga gerakan seperti itu, tetapi kecil-kecilan. Di-Indonesia mulai ada
teolog liberal lulusan STT tertentu. Mereka mulai berusaha mempopulerkan
teologi liberal yang mereka anut. Saya merasa sangat terbeban untuk menunjukkan
kesalah pengertian mereka. Semoga Allah melindungi Indonesia dari kebodohan yang
terjadi di-Eropa Barat mengenai hal ini. Dan semoga Eropah Barat boleh sadar
akan kekeliruan mereka dan iman yang benar boleh kembali di-Eropa Barat.
Bila Anda ada pertanyaan
yang berhubungan dengan Alkitab dan Ilmu Pengetahuan Alam terutama teori Heliosentris
dan teori Evolusi yang belum tercakup dalam kesaksian-kesaksian dan
artikel-artikel saya di-Sahabat Surgawi, silahkan hubungi saya. Saya akan jawab
sebaik mungkin dan mungkin jawaban tersebut akan menjadi artikel berikut.
Alamat email saya ialah Sethiadi@telkom.net atau Sethiadi@bozz.com . Bagi yang
dapat berbahasa Inggris Anda juga dapat hubungi website Institute for Creation
Research di .
2. PENGANTAR.
"Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan
di laut dan burung-burung di udara dan segala binatang yang merayap di
bumi". (Kejadian 1:28b).
Sejak awal terjadinya
manusia, sejak Kejadian 1, Allah telah memerintahkan manusia untuk menundukkan
alam dan segala binatang-binatang. Allah telah memberikan manusia otak untuk
dipakai mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menaklukan alam. Akal manusia
adalah anugerah Allah yang diberikan manusia untuk dipakai untuk mengerti
FirmanNya dan menundukkan alam. Tetapi sayang ada manusia yang memakai akal pemberian
Allah ini untuk melawan Allah. Ada
teolog-teolog yang menggunakan apa yang mereka kira adalah "metode
ilmiah" untuk mengritik Firman Allah dengan apa yang mereka sebut
"Studi Kritis Alkitab".
Hendaknya para teolog
tersebut mengerti dahulu dengan jelas apa itu metode ilmiah. Metode ilmiah
sangat baik untuk dipakai menundukkan alam, tetapi jangan dipakai untuk
mengritik Firman Allah dengan "Studi Kritis Alkitab", terutama apa
yang mereka sebut sebagai "Kritik Atas" atau "Higher
Criticism" yang sangat melemahkan iman, padahal belum tentu benar dan
tidak pernah dapat dibuktikan benar. Saya kini melangkah setapak lebih jauh
dengan mengatakan bahwa kesimpulan "Higher Criticism" yang melemahkan
iman Kristen adalah salah.
3. AGAMA KRISTEN DAN ILMU PENGETAHUAN MULA-MULA
.
Mula-mula tidak ada
pertentangan antara agama Kristen dan ilmu pengetahuan. Adam mungkin hanya
makan buah-buah yang dapat dipetiknya dengan mudah. Itulah
"teknologi" yang dikuasai Adam. Apakah "agama" Adam? Agama
Adam adalah apapun yang diwahyukan Allah kepada Adam. Adam sudah tahu bahwa ia
diciptakan Allah. Ia tahu bahwa ada yang diizinkan Allah dan ada yang dilarang.
Ia juga sudah tahu bahwa melanggar larangan Allah adalah dosa dan berakibat ia
dan Hawa diusir dari taman Firdaus. Zaman Kain dan Habel teknologi sudah mulai
berkembang lebih jauh. Habel menjadi gembala kambing domba dan Kain menjadi
petani (Kejadian 4:2). Teknologi pertanian dan peternakan sudah mulai
dikembangkan. Agama zaman Kain dan Habel juga sudah mulai ada perkembangan. Mereka
sudah mengadakan korban persembahan (Kejadian 4:3,4).
Kemudian Nuh sudah dapat
buat bahtera. Korban persembahan juga telah menjadi lebih kompleks. Anak-cucu
Nuh sudah dapat buat menara Babel
(Kejadian 11). Pada zaman Musa agama berkembang dan dengan wahyu dari Allah,
Musa meletakkan dasar-dasar agama Yahudi dan Kristen. Orang-orang Mesir waktu
itu sudah dapat buat piramida-piramida.
4. ZAMAN YUNANI KUNO.
Zaman Yunani kuno mulai
abad ke-enam sebelum Kristus. Orang pertama yang mendapat kehormatan disebut
sebagai filsuf pertama ilmu pengetahuan alam adalah Thales dari Milletos.
Thales berpendapat bahwa asas pertama adalah air. Anaximandros berpendapat asas
pertama ialah "yang tak terbatas" (to apeiron). Anaximenes
berpendapat asas pertama adalah udara. Kemudian filsafat berkembang makin lama
makin kompleks. Yang paling terkenal ialah Socrates (470-399). Plato (427-347)
dan Aristoteles (384-322). Archimedes mengembangkan ilmu pengetahuan praktis.
Diduga Socrates hidup
semasa dengan Maleachi, nabi terakhir dari perjanjian lama. Menurut banyak
teolog, setelah Maleachi Allah tidak memberi wahyu sampai kelahiran Yesus
Kristus diabad pertama setelah Kristus.
5. ZAMAN PATRISTIK.
Awal berkembangnya agama
Kristen pada abad pertama, sudah ada pemikir-pemikir Kristiani yang menolak
filsafat Yunani. Mereka berpendapat bahwa setelah Allah memberikan wahyu kepada
manusia, maka mempelajari filsafat Yunani yang non-Kristen dan non-Yahudi
adalah sia-sia bahkan berbahaya. Salah seorang pemuka pikiran ini ialah
Tertulianus (160-222). Tetapi pemikir-pemikir Kristen lain ada yang juga
mempelajari filsafat Yunani, a.l. Yustinus Martir (?-165), Klemens dari Alexandria (150-215),
Origines(185-254). Gregorius dari Nanzianza (330-390), Basilius Agung
(330-379). Gregorius dari Nyssa (335—394) menciptakan suatu sintesa antara
agama Kristen dengan kebudayaan Hellenistik (filsafat Yunani), tanpa
mengorbankan apapun dari kebenaran agama Kristen. Tetapi ada juga
karangan-karangan yang diduga ditulis oleh Dionysios yang sangat berbau neoplatonis.
Bapak gereja yang paling besar dari zaman
Patristik ini ialah Augustinus (354-430). Ia menulis a.l..
"Confesiones" (pengakuan-pengakuan), "De Civitate Dei" (kota Allah). Augustinus
diakui sebagai Bapak Gereja yang besar oleh orang-orang Katolik Roma maupun
orang-orang Protestan. Dalam teologinya jelas ada pengaruh Plato. Tetapi pada
umumnya ia berpegang ketat pada Alkitab yang diterimanya sebagai Firman Allah.
ZAMAN SKOLASTIK DAN ABAD PERTENGAHAN.
Abad ke-5 sampai abad
ke-9 terjadi perpindahan bangsa-bangsa. Suku bangsa Hun pindah dari Asia ke-Eropa. Bangsa Jerman pindah pindah melewati
perbatasan kerajaan Romawi. Dan begitu seterusnya. Eropah kacau balau.
Perkembangan teologi dan filsafat tidak begitu besar. Nama seperti Boethius
(480-534) dan Alcuinus berasal dari masa ini.
Baru pada akhir abad ke-9
muncul nama-nama yang mempengaruhi teologi dan filsafat seperti Johanes Scotus
Eriugena (810-877), Anselmus dari Canterbury (1033-1109), Petrus Abelardus
(1079-1142), Ibn Sina (980-1037) orang Arab dengan nama latin Avicenna, Ibn
Rushd (1126-1198) juga orang Arab dengan nama latin Averroes,Moses Maimodes
(1135-1204) orang Yahudi, Bonaventura (1221-1274), Albertus Agung (1205-1280)
dan yang paling terkenal ialah Thomas Aquinas (1225-1274). Thomas Aquinas sangat
terpengaruh oleh filsafat Aristoteles. Orang Katolik terima Thomas Aquinas
sebagai Bapak gereja. Orang protestan banyak menolak argumen-argumen Thomas
yang terlalu terpengaruh oleh Aristoteles sehingga kadang-kadang menyimpang
dari exegese yang sehat dari Alkitab.
Yang mau saya tekankan
disini adalah bahwa teologi dan filsafat saling mempengaruhi walaupun ada
peringatan dari Tertulianus akan bahayanya pengaruh filsafat non-Kristen pada
iman Kristiani. Kalau pada zaman Patristik pengaruh Plato yang terasa sangat
dominan pada teologi masa itu, pada zaman abad pertengahan pengaruh Aristoteles
yang sangat dominan.
6. ZAMAN MODERN.
Abad Pertengahan berakhir
pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan zaman Renaissance. Zaman
Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16. Kesenian, sastra musik
berkembang dengan pesat. Ada
suatu kegairahan baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
oleh Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes
Kepler (1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643).
Renaissance dilanjutkan
dengan abad rasio (The age of Reason) pada abad ke-17 dan abad pencerahan (The
age of enlightenment) pada abad ke-18. Karya Galileo Galilei diteruskan oleh
Sir Isaac Newton (1642-1727) dll. Filsafat dikembangkan oleh Francis Bacon
(1561-1623), Rene Descartes (1596-1650), Baruch de Spinoza (1632—1677), G.W.
Leibnitz (1646-1716), Blaise Pascal (1633-1662), G. Berkeley (1665-1753), David
Hume (1711-1776), Imanuel Kant (1724-1804) dll.
Newton mengembangkan Fisika Klasik. Newton sering disebut
sebagai Bapak ilmu pengetahuan alam modern. Pada tahun 1687 Newton menulis bukunya yang sangat terkenal :
"Philosophiae naturalis principia mathematica". Ilmu pengetahuan alam
berkembang dengan pesat. Makin lama makin pesat. Timbul suatu optimisme akan
kesanggupan manusia. Kewibawaan gereja menjadi sangat merosot karena peristiwa
Copernicus/Galileo. (Lihat artikel "Teori Geosentris versus Teori
Heliosentris").
Semua perkembangan dalam
filsafat dan ilmu pengetahuan alam ini mempunyai dampak yang sangat besar pada
iman orang Kristen. Para teolog masa itu
sangat terpengaruh dengan filsafat dan ilmu pengetahuan alam masa itu. Ini
nampak jelas dalam teologi mereka. Pengaruh ini ada positifnya tetapi ada juga
negatipnya. Pengaruh positip (menurut orang-orang Protestan) adalah Gerakan
Reformasi. Orang-orang Katolik Roma mula-mula sangat mengutuk gerakan ini.
7. GERAKAN REFORMASI.
Reformator yang paling
besar adalah Martin Luther (1483-1546). Sebelum Luther sebenarnya sudah ada
reformator-reformator lain seperti John Wycliffe (1325-1384) di-Inggris dan
Johanes Hus (…..-1415) di-Bohemia. Huss dibakar hidup-hidup oleh Paus Johanes
XXIII pada tanggal 6 Juli 1415. Tetapi teologi mereka masih sangat terbatas dan
pengaruh mereka didunia juga masih sangat terbatas. Erasmus (1466- ) juga
mempunyai pengaruh yang besar pada Luther. Mereka adalah perintis reformasi
teologi. Perjuangan Martin Luther diteruskan oleh John Calvin, Zwingli dan
lain-lain. Setelah Luther mengadakan reformasi teologis, berdirilah
gereja-gereja reformasi mula-mula diseluruh Jerman, tetapi kemudian diseluruh
dunia. Pada tanggal 31 Oktober 1514 Luther memasang 95 dalil digereja Wittenberg. Sampai kini,
tanggal 31 Oktober diperingati sebagai hari reformasi.
Disatu pihak gerakan
Reformasi kembali ketafsiran atau exegese yang sehat dari Alkitab. Mula-mula
ada satu gereja reformasi. Tetapi karena banyak orang yang menafsirkan Alkitab,
dan tafsiran ini berbeda-beda diantara para penafsir, gereja reformasi
terpecah-pecah lagi menjadi beberapa denominasi. Denominasi-denominasi ini
makin lama makin banyak. Hal ini berlangsung sampai sekarang.
Abad ke-19 disebut
"The Age of Ideology" dan abad ke-20 disebut "The Age of
Analysis". Ilmu pengetahuan alam berkembang dengan sangat pesat. Teknologi
dan ilmu kedokteran ialah penerapan praktis dari ilmu pengetahuan alam
berkembang dengan sangat pesat, makin lama makin pesat.
Dalam artikel
"Pengaruh iman pada ilmu pengetahuan dan pengaruh ilmu pengetahuan pada
iman", telah kita bahas saling mempengaruhi keduanya, Tentu saja keduanya
juga terpengaruh perkembangan filsafat. Waktu trend filsafat adalah pada
rationalisme, maka pengaruhnya sangat besar pada ilmu pengetahuan maupun pada
agama.
8. KONSEP KEBENARAN DALAM FILSAFAT.
Apakah filsafat dapat membawa
manusia kepada kebenaran? Para filsuf dizaman
Yunani kuno, tidak berani mengatakan bahwa mereka telah memiliki kebenaran.
Filsafat berasal dari kata Yunani Philo=Mencintai dan Sophia=Kebijaksanaan.
Seorang filosof atau filsuf adalah orang yang mengaku mencintai kebenaran.
Mereka tidak pernah claim telah mendapat kebenaran.
Kita lihat bahwa para
filsuf saling membantah dan saling mengritik satu dengan lain, Umpama waktu
rationalisme Eropa kontinental sedang ngetrend, di-Inggris dikembangkan
Empricisme. Sesuatu biarpun masuk akal, kalau bertentangan dengan pengamatan,
yang mana yang "lebih benar"? Kalau orang melempar sepotong kayu
kecil dan sebuah batu besar pada saat yang bersamaan, yang mana akan sampai
ketanah lebih dahulu? Rasio dan perasaan manusia mengatakan batu besar akan
sampai lebih dahulu. Tetapi percobaan yang dilakukan Galileo dari menara Pisa menunjukkan mereka
jatuh pada saat yang bersamaan. Yang mana yang lebih dapat dipercaya?
Kesimpulan rational atau kesimpulan experimental? Tentu saja kesimpulan
experimental.
Ilmu pengetahuan alam
kemudian memakai keduanya. Kalau percobaan mendukung kesimpulan rational orang
lebih percaya kesimpulan tersebut. Tetapi kalau percobaan membantahnya, orang
lebih percaya kesimpulan experimental atau kesimpulan empiris. Jadi apakah
kesimpulan empiris "lebih benar" dari kesimpulan rational? Galileo
dan Newton
memang berpendapat begitu. Para ilmuwan setelah Newton pada umumnya mengambil sikap ini.
Imanuel Kant (1724-1804) berusaha untuk menjembatani rasionalisme dan
empiricisme.
Lalu apakah suatu
kesimpulan empiris mutlak benar? Seorang filsuf dari Scotlandia David Hume
(1711-1776) telah memberi peringatan bahwa kesimpulan empiris tidak pernah
dapat dibuktikan benar. Ia menyangsikan bahwa ilmu pengetahuan pernah dapat
mencapai kebenaran mutlak.
Kesimpulan umum ialah
bahwa filsafat tidak pernah dapat membawa manusia kepada kebenaran, dalam
artikata kebenaran "mutlak". Kebenaran relatip dan subjektip mungkin
ada, tetapi kebenaran objektip dan mutlak? Tidak ada filsuf yang berani claim
bahwa ia telah mendapat kebenaran mutlak dan objektip.
9. KONSEP KEBENARAN DALAM ILMU PENGETAHUAN.
Kalau dalam dunia
filsafat para filsuf saling membantah satu sama lain, lain halnya dengan dunia
ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan alam. Orang mengulangi
percobaan-percobaan yang diambil Galileo dan Newton, hasilnya selalu mendukung kebenaran
teori-teori dan rumus-rumus mereka
Walaupun Galileo dan Newton orang-orang yang
beragama, hasil penemuan mereka sering dipakai orang untuk menyerang agama.
Manusia dengan kecerdasan semata-mata dapat mencapai kebenaran. Tidak
diperlukan wahyu. Kepercayaan akan hasil experimental manusia lebih dapat
dipercaya daripada wahyu. Peringatan David Hume bahwa hasil eksperimen
berapapun banyaknya tidak dapat mencapai kesimpulan yang mutlak benar praktis
tidak ada yang gubris. Deisme, Materialisme, Agnosticisme dan Ateisme tumbuh
dengan subur. Kewibawaan para rohaniwan makin merosot. Kalau zaman Copernicus
para ilmuwan mencari pembenaran dari para Rohaniwan, mulai abad ke-18 sampai
sekarang banyak rohaniwan (tidak semua) mencari pembenaran dari para ilmuwan. Newton dan metode ilmiah cara Newton sangat didewa-dewakan, termasuk oleh
banyak rohaniwan. Kesimpulan-kesimpulan ilmiah oleh banyak orang, para ilmuwan,
para rohaniwan apalagi kaum awam dianggap mutlak benar.
Optimisme bahwa manusia
dapat mendapat kebenaran mutlak dengan metodemetode Newton makin tumbuh awal abad ke-19. Abad
ke-19 disebut orang "The age of idiology". Ilmu Pengetahuan Alam
dengan produknya teknologi dan terapi kedokteran berkembang dengan pesat.
Teknologi mesin, listrik, komunikasi, kimia, ilmu kedokteran dll berkembang
dengan sangat mengagumkan orang.
Orang makin yakin akan
kebenaran mutlak dari ilmu pengetahuan alam terutama teori Newton. Teori-teori yang telah didukung oleh
banyak sekali pengamatan-pengamatan dan percobaan-percobaan tidak lagi disebut
teori tetapi naik pangkat menjadi hukum. Jadi kita kenal hukum Newton, hukum Ohm, hukum Mendel dll.
Pada akhir abad ke-19
diamati gejala-gejala yang mulai menggelisahkan para ilmuwan. Dalam gerakan
Mercurius ada selisih 3 detik radian per abad. Selisih ini memang sangat
sedikit, tetapi menggelisahkan para astronom. Kalau hukum Newton mutlak benar seharusnya tidak ada
selisih itu. Pada perhitungan gaya tarik antar
galaxy dengan rumus Newton
ada penyimpangan. Makin besar jaraknya, makin besar penyimpangannya. Waktu itu
dibidang fisika atom orang sudah dapat mempercepat elektron-elektron dalam
accelerator. Pada kecepatan mendekati cahaya kembali diamati
penyimpangan-penyimpangan. Makin mendekati kecepatan cahaya penyimpangannya
makin besar. Par ilmuwan makin gelisah, tetapi belum ada yang tahu jawabannya.
Pada tahun 1905 seorang
muda berumur 26 yang tidak dikenal, seorang pegawai kantor paten di-Swiss
menulis sebuah artikel singkat dan mengirimnya kemajalah ilmu pengetahuan alam
"Annalen der Physic". Artikel itu kemudian menggegerkan dunia ilmu
pengetahuan alam sedunia. Artikel itu kemudian dikenal dengan nama "The
Special theory of Relativity". Dalam waktu sangat singkat nama pegawai
kantor paten tersebut menjadi terkenal. Namanya adalah Albert Einstein. Pada
tahun 1916 Einstein menulis "The General theory of Relativity".
Sampai sekarang teori Newton masih diajarkan
disekolah menengah karena relatif mudah dimengerti. Teori relatif Einstein
sangat sulit untuk dimengerti. Tetapi untuk menerangkan ketiga gejala tersebut
diatas, teori Einstein lebih memuaskan daripada teori Newton. Untuk kecepatan rendah dibandingkan
dengan kecepatan cahaya dan jarak dekat dibandingkan jarak antar galaxy, sampai
sekarang orang lebih banyak pakai teori Newton.
Tetapi untuk menerangkan gejala alam secaara keseluruhan, para ilmuwan pada
umumnya berpendapat bahwa teori Einstein lebih memuaskan daripada teori Newton. Hal ini mempunyai
dampak yang sangat besar dalam pemikiran dunia intelektual. Peringatan David
Hume mau tidak mau dipikirkan orang lagi.
Sir James Jean
(1877-1946) menulis (James Jean "Physics and Philosophy", see
"The philosophers of science", Random house, 1954, page 370):
"In real science also a hypothesis can never be proved true. If it is
negatived by future observations we shall know it is wrong, but if future
observations confirm it we shall never be able to say it is right since it will
always be at the mercy of still further observations".
Albert Einstein menulis
(Albert Einstein "Relativity. The Special and the General Theory",
Bonanza Books, New York
1952, page 123-124): "The Theory finds the justifications for its
existence in the fact that it correlates a large number of single observations
and it is just here that the 'truth' of the theory lies".
David Halliday menulis (
David Hallliday "Introductory Nuclear Physics" John Wiley and Sons,
New York, 1958, page 4) : "It is the role of theory to give, on the basis
of as few hypotheses as possible, a simple description of as many experiments
as possible. The question of the 'ultimate truth' of the hypotheses simply does
not arise".
Karl Popper (1902-1994)
menulis (Kees Bertens "Filsafat Barat Abad XX jilid I, page 73, Gramedia,
Jakarta, 1983) : "Dengan observasi terhadap angsa-angsa putih -betapapun
besar jumlahnya- orang tidak dapat sampai pada teori bahwa semua angsa berwarna
putih. Tetapi cukuplah satu observasi terhadap seekor angsa hitam untuk menyangkal
teori tadi".
Stephen Hawking menulis
(Stephen Hawking "A brief history of time", Bantam Books, Toronto,
New York, London, Sydney, Auckland, 1988, page 10): "Any physical theory
is always provisional, in the sense that it is only a hypothesis: you can never
prove it. No matter how many times the results of experiments agree with some
theory, you can never be sure that the next time the result will not contradict
the theory. On the other hand you can disprove a theory by finding even a
single observation that disagrees with the predictions of the theory."
Praktis semua ilmuwan dan filsuf ilmu
pengetahuan terkemuka dalam abad ke-20 ini menyimpulkan bahwa:
SEBUAH TEORI ILMIAH, TIDAK PERNAH DAPAT
DIBUKTIKAN BENAR. MAKSIMAL DAPAT DIKATAKAN IA BELUM TERBUKTI SALAH.
10. PERNYATAAN KEBENARAN YESUS.
Yesus menyatakan : Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. (Yoh 14:14a)
Pernyataan diatas adalah pernyataan Yesus,
pernyataan Allah dan bukan konsep manusia. Manusia hanya bisa percaya atau
tidak percaya. Sia-sia manusia mencari kebenaran dalam filsafat, ilmu
pengetahuan atau spekulasi-spekulasi manusia lainnya. Yesus adalah Alpha dan
Omega. Yesus adalah kebenaran dan kebenaran adalah Yesus.
11. KESIMPULAN-KESIMPULAN DAN
ANJURAN-ANJURAN.
Apa yang diperingatkan
Tertulianus pada abad pertama bahwa bagi orang Kristen mempelajari filsafat
Yunani tidak ada gunanya bahkan berbahaya ada benarnya. Kita lihat dari uraian
diatas bahwa bila seorang teolog terkesan pada filsafat Plato, maka dalam
uraian-uraian teologisnya mau tidak mau ia masukan filsafat Plato (Augustinus).
Bila ia terkesan pada filsafat Aristoteles, ia masukan filsafat dan metode
berpikir Aristoteles dalam teologinya (Thomas Aquinas).
Dizaman modern, bila ia
terkesan akan rasionalisme ia masukan filsafat rasionalisme. Demikian dalam
teologi modern kita lihat pengaruh existensialisme, fenomenologisme dll. Kini
orang sedang kembangkan filsafat post modern. Sudah ada teologi yang
terpengaruh post modernisme. Semua itu sudah tidak murni ajaran Allah lagi,
tetapi ajaran Allah dicampur ajaran manusia. Augustinus dan Calvin biarpun
tidak dapat menghindarkan diri dari kepercayaan mereka diluar Alkitab, sangat
menghormat Alkitab sebagai Firman Allah. Jadi dari pelbagai teologi yang ada,
teologi Augustinus dan Calvin relatip murni.
Tentu saja orang tidak
dapat menutup mata akan dunia sekelilingnya termasuk orang Kristen. Tetapi
hendaklah pemikir-pemikir Kristen menyadari akan sejarah pemikiran Kristen
seperti telah saya uraikan diatas sepintas lalu. Orang Kristen, baik filsuf,
ilmuwan, teolog, penatua, aktivis gereja maupun jemaat "biasa",
hendaknya menaruh Firman Allah yaitu Alkitab jauh diatas segala teori-teori
buatan manusia. Belajarlah dari sejarah. Jangan mengutuk, tetapi jangan pula
kompromikan Firman Allah dengan teori manusia yang manapun. Dalam artikel
"Teori Geosentris versus teori Heliosentris" kita lihat bahwa kutukan
gereja pada teori Geosentris membuat generasi teolog berikutnya jadi salah
tingkah. Kemudian mereka kompromi dengan teori Heliosentris. Padahal teori
Heliosentris dalam pandangan astronomi abad ke-20/21 sama benarnya atau sama
salahnya dengan teori Geosentris. Tetapi generasi teolog yang kompromikan
Alkitab dengan teori Heliosentris tersebut mengutuk teori evolusi mulai dari
Buffon apalagi Darwin
(1849). Kemudian generasi teolog berikutnya lagi jadi salah tingkah dan
kompromi lagi. Saya telah tunjukkan bahwa teori evolusipun belum tentu benar
bahkan tidak pernah dapat dibuktikan benar. Teori ilmiah yang manapun tidak
pernah dapat dibuktikan benar.
Setelah saya mempelajari
teologi, walaupun saya tidak pernah dapat gelar apa-apa sampai sekarang, saya
juga tarik kesimpulan bahwa hal yang sama berlaku untuk teologi buatan manusia.
Teologi seseorang sesungguhnya adalah tafsiran orang itu akan Alkitab. Teologi
atau tafsiran Alkitab manusia manapun tidak pernah dapat dibuktikan benar.
Teologi manusia manapun dibiaskan oleh asumsi-asumsi mulanya, oleh
prasangka-prasangkanya, intuisi, perasaan dan pengalaman-pengalamannya, oleh
teori-teori, filsafat-filsafat yang dibacanya.
Yang mutlak benar
hanyalah Allah. Kebenaran Allah adalah mutlak dan tak terbatas. Tetapi begitu
Allah mau wahyukan sesuatu kepada manusia, maka haruslah dipakai
pengertian-pengertian dan bahasa manusia yang serba terbatas. Alkitab adalah
Firman Allah, tetapi ditulis, diteruskan, dikutip, diterjemahkan, dicetak dan
dibaca oleh manusia yang serba terbatas.
Manusia yang terbatas
berusaha mengerti Allah yang tak terbatas. Allah tidak dapat salah, tetapi
manusia dapat salah. Itulah sebabnya tafsiran orang Katolik sedikit lain dengan
orang Protestan dan sedikit lain dengan orang Kharismatik. Tetapi walaupun
tafsiran manusia akan Firman Allah dapat salah, kita tetap harus berusaha untuk
mendapat pengertian yang sebaik-baiknya. Kita tetap harus berusaha untuk
mendapat tafsiran Alkitab yang sebaik-baiknya. Yang terbaik adalah jangan
tafsirkan Alkitab. Terima Alkitab seperti adanya. Saya setuju usaha manusia
untuk mendapat Alkitab yang seasli mungkin. Usaha ini disebut juga "Kritik
Bawah" atau "Lower Criticism" atau "Text Criticism".
Asal kita ingat bahwa "Lower Criticism"-pun kalau itu adalah studi
ilmiah maka kesimpulannya tidak pernah dapat dibuktikan benar, maksimal dapat
dikatakan belum terbukti salah. Walaupun saya mempelajari juga "Higher
Critisism" ("Source Criticism" dll) saya menolak semua
kesimpulan yang melemahkan iman. Terimalah Alkitab seadanya. Pakailah rasio,
perasaan, dan pengalaman Anda untuk lebih mengerti Firman Allah dengan lebih
baik, tetapi jangan kritik Allah dan Firman Allah seperti dilakukan kaum
liberal dan beberapa orang anti-Kristen.
Seorang pemikir Kristen
(filsuf, ilmuwan teolog) tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh para
filsuf lain dari zaman Yunani sampai sekarang. Tetapi terutama bagi seorang
teolog hendaknyalah ia taruh Alkitab jauh diatas filsafat-filsafat, teori-teori
serta spekulasi-spekulasi manusia. Jangan terbalik. Para
teolog liberal menaruh pengetahuan manusia yang tidak seberapa itu diatas
Alkitab. Para teolog Injili biarpun banyak
diantara mereka yang mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan, tetap menaruh
Firman Allah diatas filsafat-filsafat dan teori-teori ilmiah buatan manusia.
Maka anjuran saya kepada
semua orang Kristen dari denominasi manapun juga (Katolik, Protestan,
Pentakosta, Kharismatik dll) dan dalam jabatan apapun juga, Pemikir Kristen,
Dosen Teologi, Teolog, Pendeta, Penatua, Aktivis gereja atau anggota jemaat
"biasa" ataupun simpatisan agama Kristen sbb:
JANGAN MENGUTUK TEORI ILMIAH MANAPUN TETAPI
JUGA JANGAN KOMPROMIKAN ALKITAB DENGAN TEORI ILMIAH MANAPUN. ALKITAB BERADA
JAUH DIATAS SPEKULASI-SPEKULASI, TEORI-TEORI ATAU FILSAFAT-FILSAFAT MANUSIA
YANG MANAPUN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar